3 Startup Edutech Ini Siap Majukan Pendidikan di Indonesia
Ketika pandemi COVID-19 menyebar di seluruh dunia, hampir semua sektor mengalami kelumpuhan. Mungkin kita sepakat bahwa salah satu sektor yang paling terdampak akibat pandemi ini adalah pariwisata. Meski demikian, ada juga sejumlah sektor yang malah memiliki potensi atau peluang untuk tumbuh, yakni Edutech (Education Technology) atau teknologi di bidang pendidikan.
Kemunculan Edutech sendiri bisa dibilang sudah ada sejak beberapa tahun yang lalu dengan nama-nama besar, antara lain Zenius dan Ruangguru. Tren Edutech ini ada karena masyarakat Indonesia semakin akrab dengan adopsi gaya hidup digital yang disebabkan oleh beberapa faktor, seperti penyebaran broadband yang semakin meluas, kebiasaan masyarakat dalam menggunakan aplikasi, dan kemunculan sejumlah alat pembayaran digital.
Laporan e-Conomy SEA 2020 yang digarap oleh Google, Temasek, dan Bain & Company menyebut bahwa pendanaan di sektor Edutech pada 2019 tumbuh tiga kali lipat dibanding tahun-tahun sebelumnya. Masih dari laporan yang sama, jumlah investasi di 2020 juga masih tumbuh sangat baik dengan tercatat ada 49 kali investasi dengan nilai USD 600 ribu atau senilai Rp 8,4 miliar di semester pertama 2020.
Di Indonesia, penggunaan aplikasi Edutech semakin melesat ketika pemerintah Indonesia menerapkan kebijakan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) dan menutup sekolah pada Maret 2020 lalu. Dengan ditutupnya sekolah, maka para siswa mau tidak mau harus mengenyam pendidikan melalui pembelajaran jarak jauh menggunakan sejumlah aplikasi, mulai dari video conference hingga pesan instan.
Baca Juga: Tren Startup dan Dampaknya Bagi Masyarakat
Melesatnya penggunaan platform Edutech menjadi pelecut sejumlah entrepreneur untuk mendirikan startup Edutech. Di samping nama-nama besar yang sudah disebutkan tadi, ada juga beberapa startup Edutech baru yang turut andil dalam memajukan pendidikan di Indonesia, di antaranya Akal Interaktif, Parakerja, dan Create It. Siapa mereka? Yuk, kita kenalan satu per satu dengan ketiga startup tersebut!
1. Akal Interaktif
Kalau kamu sedang mencari rekomendasi platform edukasi interaktif untuk anak usia prasekolah hingga sekolah dasar, kamu bisa coba gunakan Akal Interaktif. Platform ini menggabungkan konsep edukasi dengan gamifikasi atau game. Dengan kata lain, platform ini menyuguhkan sarana pembelajaran yang dikemas dalam bentuk permainan.
Project Manager Akal Interaktif Arka Ifani mengatakan bahwa Akal Interaktif dibangun berdasarkan sejumlah permasalahan yang ditemui, salah satunya adalah kebutuhan akan sarana pendidikan secara online. “Kami mencoba membuat sebuah platform berisikan game-game pilihan yang mengajarkan pendidikan dasar. Platform kami menyediakan interaksi antara orangtua, guru, dan anak. Konten-konten di dalamnya difokuskan untuk jenjang PAUD dan SD,” terangnya.
Ada tiga produk yang ditawarkan, yakni Content Management, Education Games, dan School Management. Buat kamu yang tertarik coba platform ini, Akal Interaktif bisa diakses melalui aplikasi mobile dan desktop browser ya!
2. Parakerja
Pasal 31 ayat 1 UUD 1945 menyebut bahwa “Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan”, tak terkecuali mereka yang menyandang disabilitas. Hal ini yang mendasari sejumlah anak muda untuk mendirikan startup bernama Parakerja. Parakerja adalah startup yang fokus untuk meningkatkan kualitas dan literasi pendidikan serta aksesibilitas bagi para disabilitas tuli dan autisme agar mereka bisa produktif dan mendapatkan kesetaraan di dunia kerja.
“Parakerja didirikan karena permasalahan pendidikan bagi penyandang tuli dan autisme yang menyulitkan mereka untuk masuk ke dunia kerja. Kami memiliki visi untuk memberikan kesetaraan hidup dan kerja bagi tuli dan autisme lewat solusi pendidikan berbasis teknologi, mendukung infrastruktur dan kurikulum SLB, bahasa isyarat, serta menghubungkan SLB dengan dunia kerja,” papar Rezki Achyana selaku CEO Parakerja.
Saat ini, Parakerja tersedia melalui aplikasi Android dan bisa diakses melalui website dengan jumlah pengguna aktif sebanyak 5.129. Rezki pun mengatakan bahwa semua video yang ditayangkan di platform-nya menggunakan teknologi kecerdasan buatan dan mesin pembelajaran.
“Parakerja berfokus untuk memberikan dampak sosial kepada 4,3 juta tuli dan autis di usia sekolah dan produktif kerja,” jelasnya.
Baca Juga: Tinc, Cara Telkomsel Inkubasi dan Akselerasi Startup
3. Create It
Saat ini, Generasi Z sudah mulai mendominasi di Indonesia. Berdasarkan data dari BPS per September 2020, 27,94 persen dari total populasi Indonesia merupakan Generasi Z atau mereka yang lahir pada 1997 dan setelahnya. Create It hadir untuk membantu Generasi Z dalam membangun karir dengan menginkubasi para talenta muda agar siap bekerja, khususnya industri kreatif.
Seperti yang disampaikan oleh CEO Create It Rea Qinthara, industri kreatif akan menjadi tulang punggung perekonomian di Indonesia dengan Generasi Z sebagai penopangnya. Namun, Rea amat menyayangkan pendidikan formal di Indonesia, seperti perguruan tinggi, dirasa kurang relevan.
“Create It menghadirkan solusi untuk mempersiapkan, meningkatkan skills, dan memberdayakan talenta muda agar bisa bersaing sebagai masyarakat digital creative,” ujarnya.
Solusi berbasis teknologi yang ditawarkan Create It terbagi dalam tiga fokus utama, yaitu Learn, Work, dan Connect. Adapun produknya, terdiri dari Create It Academy, Create Insight, Create It Hub Programs, Create It Challenge, dan Create It Agile Talent. Semua itu dapat kamu akses melalui website.
Baca Juga: Deretan Startup HealthTech yang Bikin Akses Layanan Kesehatan Jadi Lebih Terjangkau
Ketiga startup tadi merupakan startup edutech yang berhasil masuk ke dalam 12 besar startup yang bersaing di fase Grand Final National Pitching The NextDev Talent Scouting 2020 yang digelar oleh Telkomsel. Informasi lebih lanjut mengenai The NextDev dan seluruh inisiatifnya dapat diakses di thenextdev.id atau media sosial @thenextdev.