Menjaga Keharmonisan dengan Keluarga di Rumah dan yang Tinggal Berjauhan | Telkomsel

Menjaga Keharmonisan dengan Keluarga di Rumah dan yang Tinggal Berjauhan

Article
Menjaga Keharmonisan dengan Keluarga di Rumah dan yang Tinggal Berjauhan

Menjaga Keharmonisan dengan Keluarga di Rumah dan yang Tinggal Berjauhan

Menjaga Keharmonisan dengan Keluarga di Rumah dan yang Tinggal Berjauhan

“Ramadan ini mungkin beda, kawan. Tapi jangan nyerah sama keadaan.”

Sebagian dari kita mungkin membaca kalimat di atas sambil menirukan nada jingle lagu karya Vega Antares yang belakangan ini sering diputar di televisi dan media sosial. Ya, bulan puasa kali ini memang bisa jadi berbeda dari biasanya. Pandemi Corona telah membuat mayoritas dari kita “terpaksa” beraktivitas dari rumah dan menyesuaikan ibadah puasa dengan cara yang baru.

Apalagi buat kita yang rindu dan berusaha menahan kangen dengan suara dan kehangatan orang tua, kakak, atau adik yang tidak tinggal satu atap dengan kita. Kita kangen masa-masa di mana kita bisa sahur dan berbuka puasa bersama. Kita merindukan saat-saat beribadah tarawih dengan seluruh anggota keluarga. Bahkan mudik atau pulang ke kampung halaman yang tiap tahun jadi tradisi masyarakat Indonesia pun bisa jadi diurungkan karena kita lebih memilih untuk menjaga diri dan keluarga agar terhindar dari penularan virus Corona.

Kondisi di atas mencerminkan bahwa keluarga berarti penting dalam hidup kita. Mengutip film “Keluarga Cemara”, tidak bisa dipungkiri bahwa keluarga merupakan harta yang paling berharga. Tentu sulit terbayang apa jadinya jika kita menjalani hidup tanpa orang tua dan saudara kandung atau pasangan dan anak di sisi kita.

Bagi kita yang dikelilingi anggota keluarga di rumah, sudah sepatutnya kita bersyukur. Bisa jadi kita adalah orang-orang yang lebih beruntung ketimbang saudara-saudara kita yang tinggal berjauhan dengan anggota keluarganya. Ketika kita memberi contoh hubungan yang penuh dengan kehangatan di rumah, kita bisa menjadi role model bagi anggota keluarga yang lain. Mereka akan merasa lebih nyaman dan dicintai. Bertutur kata yang santun, mendengarkan secara aktif, dan menanamkan empati akan membantu kita menciptakan suasana penuh kedamaian dan kebahagiaan di dalam keluarga selama masa di rumah saja.

Bagaimana cara kita mensyukuri nikmat hidup berdampingan dengan keluarga di rumah? Berikut beberapa tipsnya:

Menjadi contoh bagi anggota keluarga lain:

  • Bagaimana kita berbicara dan bertingkah laku di depan anggota keluarga yang lain akan berpengaruh besar terhadap perilaku mereka
  • Mencoba untuk bertutur kata yang baik kepada setiap orang di rumah, baik orang tua maupun anak-anak atau yang berusia lebih muda
  • Komunikasi yang buruk dengan anggota keluarga bisa berpengaruh buruk, terutama bagi anak-anak atau yang berusia lebih muda
  • Semakin sering kita mempraktikkan hubungan yang penuh kedamaian, anggota keluarga juga akan merasa lebih aman dan nyaman

Menggunakan kata-kata yang positif saat berkomunikasi dengan anggota keluarga:

  • Komunikasikan apa yang kamu maksud daripada apa yang kamu tidak mau mereka lakukan, misalnya: daripada “jangan berteriak” lebih baik “bicara lebih pelan ya”.
  • Memuji dan mengapresiasi membuat mereka merasa lebih baik, misalnya: “terima kasih sudah membantu membersihkan rumah”.

Melakukan aktivitas bersama seluruh anggota keluarga:

  • Bergantian memberikan usul mengenai kegiatan apa yang perlu dilakukan seluruh anggota keluarga setiap harinya
  • Selalu cari cara untuk menghabiskan waktu berkualitas dengan anggota keluarga

Menjadi pendengar aktif yang baik:

  • Mendengarkan dengan seksama saat mereka sedang berbicara kepada kita
  • Bersikap terbuka dan tunjukkan bahwa kita mendengar apa yang mereka katakan
  • Mencoba mengulang pernyataan lawan bicara untuk mengonfirmasi maksud mereka sebelum kita merespon apa yang ada di pikiran kita

Berbagi peran dan tugas di rumah:

  • Merawat anggota keluarga yang lain dengan membagi peran secara proporsional
  • Menjaga kebersihan rumah dengan membagi tugas secara proporsional
  • Jika kita merasa stres atau letih, sampaikan ke anggota keluarga yang lain agar kita bisa sejenak beristirahat

Mengatasi stres dan amarah ketika menghadapi anggota keluarga:

  • Rehat selama sepuluh detik. Tarik dan hembuskan nafas secara perlahan sebanyak lima kali. Lalu coba respon dengan cara yang lebih kalem.
  • Apabila beradu argumen sudah melibatkan emosi, berhenti sejenak dan pergi ke ruangan lain untuk menenangkan diri

Sementara itu, bagi kita yang tinggal jauh dari orang tua atau anggota keluarga yang lain, kita harus terus berjuang dan pantang menyerah, seperti kata Vega di lirik lagunya. Walaupun kita rindu luar biasa dengan keluarga yang tinggal berjauhan, kita bisa mempraktikan cara-cara berikut agar bisa bersilaturahmi dan terhubung secara positif dengan mereka, terutama saat Lebaran:

  • Melalui video call, telepon, atau pesan singkat, kita bisa melepas rindu dengan orang tua dan saudara kandung atau pasangan dan anak
  • Mengirimkan hadiah untuk keluarga di kampung halaman tanpa harus keluar rumah dengan menggunakan layanan pengiriman secara online
  • Melalui video call, kita bisa melakukan foto keluarga meski sedang berjauh-jauhan

Untuk kamu yang membutuhkan rekomendasi paket data untuk lebih mudah bersilaturahmi walapun berjauhan, kini telah tersedia berbagai pilihan layanan untuk terus terhubung dengan anggota keluarga tercinta, antara lain paket e-Silaturahmi untuk bisa menikmati kuota unlimited untuk melakukan video call melalui aplikasi WhatsApp cuma Rp2.500 dan paket Kuota Keluarga untuk bisa menikmati kuota hingga 90GB, telepon, dan SMS sepuasnya mulai dari Rp150.000 untuk enam orang.

Ramadan kali ini menjadi momen yang tepat untuk menumbuhkan kepekaan kita semua, untuk lebih memahami arti penting sebuah keluarga. Semoga pengalaman di bulan Ramadan ini mengajarkan kita untuk selalu bisa melihat hal positif dan lebih memaknai syukur atas segela kondisi yang tengah kita hadapi.